Sejuntai Cahaya Fitrah

Wahai, apakah ini…
Begitu gelap melangkah
Aku takut
Mengapa jalur menjadi terhapus?

Wahai, apakah ini…
Apa ini karena cinta duniaku yang berlebihan
Apakah ini, dosa-dosaku yang merambat hitam
Ataukah ini hatiku yang telah buta…

Tuhan, dengarkah Kau dalam sedu tangisku ini?
Bukankah Engkau Maha Mendengar
Tuhan, aku tak ingin hatiku pekat
Aku tak ingin hatiku pekat oleh debu kehinaan

Tuhan, ke mana ‘ku harus mencari air pembersihan itu
Duhai, Sandaran Hati
Hanya di pelukanmu terasa hangat selalu
Maka, biarkan dulu aku menangis tersedu
Jadikan airmata ini penghapus kotoran hati
Catatlah airmata ini, sebagai penjernih pekatnya debu kehinaanku
Tuhan, maka saksikan airmata ini sebagai bukti taubatku…

Ampuni aku…
Inilah hamba-Mu yang meringkuk sedih, rindu akan maafmu
Inilah hamba-Mu, yang menangis, bermanja dalam pelukan-Mu
Inilah hamba-Mu, yang berbahagia dalam lautan kasih-Mu
Inilah hamba-Mu, yang rindu akan damai-Mu
Inilah hamba-Mu, yang meminta petunjuk dari-Mu

Duhai, Cinta
Sungguh tangisku, sujudku malam ini, tak sebanding dengan kebahagiaan surga-Mu
Hanya ampunan-Mu pengantarku menuju surga-Mu
Tuhan,izinkan kelak aku mendengar salam dari-Mu, sebagai ucapan selamat dari Mahakasih

Esok bangunkan aku dengan cahaya keimanan dalam kalbu
Bersama dengan saudara-saudaraku yang lain, menyambut ampunanmu, menyongsong fitrahku dalam satu kesatuan kesucian yang sama
Dalam Idul Fitri, yang berbahagia

Jember, 1 Oktober 2007

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Sejuntai Cahaya Fitrah"

Post a Comment

You can explore your opinions in my own blog. Don't be afraid and shied. I'd like if you want to be my discussion friends.